Selasa, 25 Februari 2014

"KEKUASAAN" (Yuk Kita Ngaji Episode ke-4)


Segenggam Kekuasaan lebih berharga dari sekeranjang kebenaran. Bahkan segudang kebenaran sekalipun. Karena dalam sejarah, kebenaran sangat tergantung dari mereka yang berkuasa.

Dalam panggung kehidupan, yang paling mudah adalah menjadi penonton. Seorang penonton dengan mudah mengomentari bahkan menyalahkan terhadap suatu peristiwa sejarah. Namun demikian, seorang penonton tidak pernah ditulis dengan tinta sejarah. Karena mereka sebenarnya bukan siapa-siapa. Nothing ! Untuk itu, para santri HARUS menjadi pemain yang sesungguhnya. Karena hanya pemainlah yang memiliki kekuasaan yang hakiki. Dengan demikian, kebenaran yang hakiki lebih terjaga keberadaannya.

Berkuasa itu artinya menaklukkan berbagai subjek hingga menghantarkan kepada kemenangan. Dan menaklukkan diri sendiri adalah kemenangan yang paling akbar.

Kita sering mendengar pepatah yang berbunyi “Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir” Itulah kalimat yang sudah tak asing lagi terdengar ditelinga kita.

Pengorganisasian atau pun strategi dalam suatu medan perjuangan sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan tujuan menjadi nyata. Mewujudkan sejarah yang ingin menjadi nyata melalui strategi yang telah tertulis, pastinya akan memerlukan waktu yang tidak sebentar. Harus ada tahapan-tahapan yang harus dilewati dan dijalani. Karena di alam batin para pahlawan, pencinta dan pembelajar sejati, hidup selalu dimaknai sebagai pendakian sejarah.


Kita akan sampai ke puncak kalau kita selamanya punya energi dan rute pendakian yang jelas. Pendakian kita akan terhenti begitu kita kehabisan nafas dan kehilangan arah. Energi dan rute, nafas dan arah, adalah kekuatan fundamental yang selamanya membuat kita terus mendaki, selamanya membuat hidup terus bertumbuh.

Semakin tinggi gunung yang kita daki, semakin panjang nafas yang kita butuhkan. Begitu kita kehabisan oksigen, kita mati. Semakin kita berada di ketinggian semakin kita kekurangan oksigen. Itu sebabnya kita harus merawat dan mempertahankan semangat kepahlawanan kita. Karena dari sanalah kita memperoleh nafas untuk terus mendaki. Tapi kita perlu rute yang akurat dan jelas. Sebab kesadaran tentang jarak memberi kita kesadaran lain tentang bagaimana mendistribusi energi secara seimbang dan proporsional dalam jarak tempuh yang harus dilalui dan pada lama waktu yang tersedia. Dengan begitu kita bisa mengukur posisi ketinggian maksimum yang mungkin kita capai pada pandakian yang kita lakukan.

Semangat Menempuh Belantara Kehidupan !

Tidak ada komentar: